0

JalanBerita.com - Kilat cahaya berupa petir terbilang fenomena yang biasa. Namun, bagaimana dengan kilat bercahaya diatas badai? apakah fenomena yang biasa? jarang melihatnya bukan?

Pada 10 Agustus 2015 yang lalu, para astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melihat kilat merah misterius di atas langit Missouri, Amerika Serikat, dan El Salvador. Keduanya terlihat hanya dalam waktu rentang waktu 3 menit.

Kilat itu kurang lebih berdiameter 100 kilometer. Biasanya, sulit untuk melihat kilat itu dengan mata telanjang. Jadi, melihat dua kilat cahaya misterius itu secara langsung dengan mata telanjang dalam waktu singkat sangat beruntung.

Meski mungkin terdengar remeh, kilat yang kerap disebut "sprite" itu misterius dan terus dipelajari oleh para ilmuwan. Publikasi terbaru tentang pemicu dirilis di Nature Communications, 29 Juni 2015 lalu.

Para Ilmuwan sebelumnya sudah punya dugaan bahwa fenomena cahaya misterius itu dipicu oleh gelombang gravitasi di atmosfer. Dalam studinya, Ningyu Liu dari Florida Institute of Technology berhasil membuktikan bahwa dugaan itu benar.

Menurut Ningyu, gangguan kecil akibat gelombang gravitasi di atmosfer bisa tumbuh di dalam medan listrik yang ada pada badai hingga akhirnya membentuk sprite.

"Gangguan dengan ukuran kecil dengan amplitudo besar adalah kondisi penyebab munculnya sprite," kata Ningyu seperti dikutip Eureakalert, Juni lalu.

"Jika ukuran gangguan terlalu besar, pembentukan sprite tak mungkin terjadi. Jika magnitudo gangguan kecil, butuh waktu lama bagi sprite untuk terbentuk," ujarnya.

Lantas mengapa sprite berwarna merah? Menurut Ningyu, sprite terjadi ketika elektron pada badai terionisasi oleh nitrogen. Proses itulah yang menjadikan sprite menghasilkan warna merah.

Posting Komentar

 
Top